METODE FIFO FISIK

Penilaian Persediaan dengan Metode FIFO Fisik.

Pengertian Metode FIFO Fisik.

Metode FIFO menganggap bahwa harga pokok dari barang-barang yang pertama kali dibeli akan merupakan barang yang dijual pertama kali. Dalam metode ini persediaan akhir dinilai dengan harga pokok pembelian yang paling akhir.
Metode ini juga mengasumsikan bahwa barang yang terjual karena pesanan adalah barang yang mereka beli. Oleh karenanya, barang-barang yang dibeli pertama kali adalah barang-barang pertama yang dijual dan barang-barang sisa di tangan (persediaan akhir) diasumsikan untuk biaya akhir. Karenanya, untuk penentuan pendapatan, biaya-biaya sebelumnya dicocokkan dengan pendapatan dan biaya-biaya yang baru digunakan untuk penilaian laporan neraca.
Metode ini konsisten dengan arus biaya aktual, sejak pemilik barang dagang mencoba untuk menjual persediaan lama pertama kali. FIFO merupakan metode yang paling luas digunakan dalam penilaian persediaan.
Metode FIFO seringkali tidak nampak secara langsung pada aliran fisik dari barang tersebut karena pengambilan barang dari gudang lebih didasarkan pada pengaturan barangnya. Dengan demikian meode FIFO lebih nampak pada perhitungan harga pokok barang. Dalam metode FIFO, biaya yang digunakan untuk membeli barang pertama kali akan dikenali sebagai Cost of Goods Sold (COGS). Untuk perhitungan harga maka digunakan harga dari stok barang dari transaksi yang terdahulu.

 Contoh Soal :

      Sebagai contoh data persediaan barang dagangan untuk bulan Januari 2006 sebagai berikut:
         Januari 1 Persediaan        200 unit @ Rp. 10,00 = Rp. 2.000,00
         12 Pembelian        400 unit @ Rp.12,00 = Rp.4.800,00
         26 Pembelian        300 unit @ Rp.11,00 = Rp.3.300,00
   30 Pembelian        100 unit @ Rp.13,00 = Rp.1.300,00 
Dengan metode ini jumlah barang yang digunakan sebanyak 700 unit diasumsikan berasal dari barang yang pertama kali dibeli, yaitu:
    200 unit                    @ Rp.10,00 = Rp.2,000,00
    400 unit                    @ Rp.1200  = Rp.4,800,00
    100 unit                    @ Rp.11,00 = Rp.1,100,00
    Harga pokok penjualan                Rp.7,900,00
Selanjutnya persediaan yang 300 unit dianggap dari pembelian tanggal 26 dan 30 Januari 2006 dengan rincian sebagai berikut:
    200 unit                    @ Rp.11,00    = Rp.2,200,00
    100 unit                    @ Rp.13,00    = Rp.1,300,00
    Persediaan akhir                            Rp.3,500,00

0 komentar:

Posting Komentar